Penjabat Sekda Kota Pekanbaru Muhammad Jamil mengatakan bahwa anggaran pada perubahan ini lebih difokuskan kepada penanganan kesehatan masyarakat di Pekanbaru dan kegiatan prioritas yang ada di PUPR.

Dikatakannya, dua hal tersebut merupakan prioritas dari Kota Pekanbaru seperti penanganan Civi dan pembangunan jalan serta drainase yang ada di Pekanbaru. 

"Ini memang anggaran di APBD Perubahan ini ada beberapa OPD yang mengalami penurunan dan ada yang mengalami kenaikan. Ini dikarenakan APBD kita ini tidak bisa menampung semua kegiatan yang kita tambah di setiap OPD," ujarnya.

Menurutnya, masing-masing OPD perlu melakukan penyesuaian. Hal itu sesuai dengan kegiatan prioritas yang telah disusun. 

"Kita sudah sepakat dengan DPRD Pekanbaru untuk melakukan percepatan-percepatan di berbagai bidang terutama sekali di kesehatan," ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Novrizal mengatakan bahwa dalam APBD Perubahan ini ada peningkatan. Dari Rp2,613 triliun naik menjadi Rp2,798 triliun.

"Ada kenaikan sekitar Rp185 miliar atau 7,07 persen," katanya.

Penambahan itu kata Novrizal, terkait dengan penanganan Covid-19. Namun beberapa sisi lain juga mengalami penurunan. 

Ia menilai, pergeseran anggaran saat ini tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. "Hanya saja ada refocusing dana untuk penanganan Covid-19 dan ini memang dibutuhkan untuk itu," terangnya.

Bahkan, pihaknya meminta Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru segera melakukan pengadaan labaratorium Biomolekuler untuk penanganan Covid-19. Hal itu untuk melakukan pemeriksaan swab test di Kota Pekanbaru.

Ia menilai bahwa kasus Covid-19 di Pekanbaru terus meningkat dengan penambahan kasus rata-rata seratus per hari. Sehingga ini perlu segera ditindaklanjuti. 

"Jika sudah ada alat sendiri tentu kita akan mudah melakukan swab," pungkasnya. (rid)