Hal tersebut sebagaimana disampaikan Wakil Rektor I Dr. Wirdati Irma, S.Pd., M.Si., dalam satu kesempatan pertemuan Ketua Program Studi dan Dosen se-lingkungan Umri yang dilaksanakan di Auditorium Lt.3 Gedung Rektorat UMRI beberapa waktu lalu.

Beberapa hal teknis mengenai pelaksanaan perkuliahan di semester ganjil, Wirdati menegaskan perkuliahan sudah dimulai pada 18 September bagi mahasiswa lama dan 25 September bagi mahasiswa baru. Perkuliahan juga bisa dilaksanakan secara hybrid, dimana perkuliahan boleh dilaksanakan secara daring dengan porsi maksimal sebesar 30% total pertemuan dan secara luring dengan porsi 70% total pertemuan.

Dosen Fakultas MIPA-Kes. tersebut juga menegaskan bahwa di semester ini akan ada 5 kali pertemuan dalam sehari untuk memaksimalkan penggunaan ruangan sehingga tidak ada lagi ruang kelas yang kosong dan tidak terpakai di jam tertentu. Untuk itu, Wirdati berpesan agar dosen lebih tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri proses belajar mengajar sehingga tidak ada penggunaan kelas yang bentrok dengan kelas lainnya.

Lebih lanjut, Wirdati juga berpesan kepada seluruh dosen untuk memperhatikan waktu Shalat yang terus berubah, ia berharap ketika Azan berkumandang tidak ada kegiatan di kelas dan seluruh sivitas bisa bersama menuju Masjid untuk melaksanakan Sholat Fardhu berjamaah.

Ia juga berharap seluruh dosen tidak hanya menjadi guru, namun menjadi sahabat mahasiswa. “Anggap mahasiswa sebagai anak sendiri dan jadikan diri sebagai tempat mahasiswa mengadu, agar bisa memberikan yang terbaik bagi mahasiswa”, ujarnya.

Pada momen pertemuan yang dihadiri dosen dan tenaga kependidikan itu, juga hadir jajaran Pimpinan UMRI, antara lain Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Umri Prof. Dr. M. Nazir, MA., beserta Anggota BPH lainnya, Rektor Umri Dr. H. Saidul Amin, MA., didampingi Wakil Rektor I Dr. Wirdati Irma, S.Pd., M.Si., beserta segenap Direktur, Pimpinan UPT, Lembaga dan Kantor di-lingkungan UMRI.

Senada, Rektor Umri Dr. H. Saidul Amin, MA menegaskan bahwa secara faktor ideologis, menjadikan Umri berbeda dengan kampus lainnya, dimana mahasiswa diharapkan bisa melanjutkan cita cita Muhammadiyah kedepannya.

Rektor berharap seluruh dosen dan tenaga kependidikan bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di masa yang akan datang, salah satu solusi menurutnya adalah dengan mengubah metode pendidikan Umri menjadi berbasis pelayanan.

Ia meminta kepada seluruh sivitas untuk segera memperbaiki serta meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada mahasiswa, baik dalam bidang pendidikan maupun fasilitas yang ada di Kampus Umri. “Ke depan kita harus berpikir bagaimana memberi yang terbaik bukan bagaimana mengambil yang terbaik,” sebut Saidul Amin.

Diketahui, mulai tahun 2023 Umri memberikan apresiasi berupa Ibadah Umroh Gratis, yang dipilih melalui beberapa proses penilaian. Di tahun ini, sebanyak 4 orang terpilih dari unsur dosen, pegawai, cleaning service/scurity, dan media center Umri.

Rektor mewakili pimpinan berjanji bahwa program umroh gratis ini akan terus bergulir setiap tahunnya. Ia juga meminta kepada Wakil Rektor untuk mengusahakan agar seluruh unsur bisa mengikuti program ini, terutama bagi pihak yang sudah mengabdi bahkan sejak Umri masih berbentuk akademi.

Lebih jauh, Saidul Amin menegaskan bahwa keberangkatan 4 orang ini membawa misi dan tugas yang diberikan oleh Umri, “Tugas mereka selama 10 hari di Mekkah dan Madinah itu berdoa kepada Allah SWT., agar Umri senantiasa semakin maju di masa yang akan datang”, pungkasnya. (*)

Penulis: Novri Cahyadi