Jakart a(DetakRiau.com) Faktor figur atau ketokohan sebagai politisi, serta faktor popularitas artis saja tak bisa lagi menjamin seseorang caleg akan mendapat suara terbanyak dalam sistim pemilu serentak dengan masa kampanye selama tempo 6 bulan, yang baru pertama kalinya dilaksanakan sekarang ini.
"Dibutuhkan taktik, uang dan energi banyak bagi seseorang caleg jika ingin bekampanye dengan benar dan baik, agar supaya mendapat dukungan dari pemilih dan terpilih pada pemilu 17 April 2019 besok".
Anton Sihombing anggota DPR mengatakan saat bertemu pers di Parapat, Sumatera Utara Jumat lalu (5/4/2019).
Berbeda dengan pemilu yang lalu, tambahnya, semua daya upaya sekarang ini harus disiapkan dengan lebih matang. Ibaratnya pemilu sekarang lebih berat, jelasnya.
Buat seorang caleg petahana saja yang telah menjadi caleg kembali pada pemilu 17 April 2017. Apabila tidak mampu dan tak menjalankan tugasnya selama masa kempanye selama 6 bulan. Akan sulit untuk dipastikan akan terpilih kembali. Yang konsekuensinya akan mendapat gelar baru sebagai Caleg Jamila akronim Caleg Jadi Miskin Lagi.
Yang mana beliau sebelumnya selama 5 tahun saat menjadi anggota DPR/DPRD atau wakil rakyat, telah mampu menabung uang yang banyak, yang bisa akan habis lagi jika tidak terpilih kembali pada pemilu besok, tegasnya.
Sebaliknya, bagi caleg yang minim uangnya atau yang tanggung dalam berpolitik. Jika masih memaksakan diri untuk terpilih.
Jalan berhutang adalah jadi pilihannya meski dengan bunga 2 % atau lebih mahal dari bunga bank atau terjebak pada rentenir. Yang jika apabila sudah terpilih wajib akan dilunasinya selama tempo dalam satu tahun, jelas Anton.
Beda halnya dengan caleg yang punya latar belakang dengan modal kuat. Tren caleg NPWP selama 15 tahun terakhir tampaknya semakin tambah berani, katanya lagi.
NPWP artinya nomor piro wani piro untuk memastikan besaran biaya ongkos untuk mencoblos yang disiapkan oleh seorang caleg, untuk pemilih.
Modus lain yang mirip, lewat menggunakan model Serangan Fajar dengan memberikan uang kepada pemilh sebelum pemilu dimulai pada hari H lewat melalui amplop dari pintu ke pintu, agar supaya mendapat dukungan suara mayortas dari pemilik suara.
Caleg yang benar dan realistis adalah caleg yang berkampanye door to door atau yang telah berkerja nyata dilapangan bersama dengan rakyat selama 5 tahun, baik bagi caleg wajah baru atau caleg petahana.
"Sebagai caleg petahana, saya telah berbuat untuk rakyat selama 5 tahun menjadi anggota DPR dengan bertatap muka langsung, dan merealisasikan sejumlah program pembangunan. Dan saya optimis akan terpilh kembali. Apalagi Baputi Simalungun adalah Boru saya, adik dari bapak saya", kata Anton Sihombing caleg DPR dari Partai Golkar dari Dapil II Propinsi Sumatera Utara. Erwin Kurai.