Virus Covid-19 Varian XBB Lebih Menular, Tingakatkan Prokes dan Vaksinasi
Senin, 07 November 2022 - 21:32:05 WIB
 

TERKAIT:
   
 

PEKANBARU, detakriau.com - Menyikapi munculnya virus Covid-19 varian baru, yaitu XBB, Jubir Penanganan Covid-19 Riau, dr Surya Hajar Fitria Dana mengingatkan dua hal yang harus dijalankan oleh masyarakat. 

Dua hal yang dimaksud oleh Surya adalah pengetatan kembali protokol kesehatan yang saat ini dinilai mulai kendor dan yang k2dua adalah percepatan vaksinasi, khususnya booster vaksin. 

"Sekarang kan prokes itu sudah banyak diabaikan. Keramaian dimana-mana, banyak yang tidak pakai masker lagi, ini harus diketatkan lagi," kata Surya, Senin (7/11/2022).

Sebab kata Surya, apapun nama dan jenis dari mutasi virus Covid-19 itu, penularannya tetap sama. Sehingga untuk pencegahan nya juga sama. Yakni dengan menjalankan protokol kesehatan. 

"Selain itu, vaksinasi juga penting. Di Riau sudah lumayan tinggi untuk dosis 1 dan 2," katanya.

Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau mencatat capaian vaksinasi Covid-19 di Riau telah mencapai 4.916.944 orang atau 88,55% dari target sasaran 5.552.581 orang untuk dosis pertama

"Ini penting karena kita tidak ingin menularkan virus itu ke lansia dan pasien yang punya komorbid," ujarnya.

1,7 Kali Lebih Menular, 

Kasus COVID-19 di Indonesia kembali melonjak tinggi beberapa hari belakangan ini. Hal ini terjadi diduga imbas dari subvarian Omicron XBB, mutasi dari subvarian BA.2. 

Juru bicara pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dr Reisa broto asmoro mewanti-wanti masyarakat lantaran subvarian ini sangat menular dibandingkan dari varian maupun subvarian lainnya.

Bahkan, dr Reisa menyebut subvarian ini 1,7 kali lebih cepat penularannya dibandingkan Omicron pertama.

"Jadi memang seperti yang terjadi pada kurun waktu satu minggu terakhir, kita bisa lihat adanya kenaikan kasus COVID-19 di 30 provinsi di Indonesia, dan secara nasional dalam 4 hari terakhir, ini setiap hari rata-rata ada 4.700 atau 4.900 pertambahan setiap harinya," ucapnya dalam podcast Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), Senin (7/11/2022).

"Adanya kenaikan kasus di berbagai negara ini memang berkaitan dengan XBB, jadi disinyalir tren kenaikan kasus yang terjadi di Indonesia ini juga dikaitkan dengan varian XBB yang sudah ditemukan," sambungnya.

dr Reisa juga mengimbau masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi booster (dosis ketiga) dan menerapkan kembali penggunaan masker maupun protokol kesehatan. Hal ini berguna untuk mencegah terjadinya perburukan gejala yang disebabkan oleh subvarian baru ini.

"Tentunya ini harus menjadi pengingat untuk kita semua meskipun aktivitas di luar sudah berjalan seperti biasa dan berangsur-angsur normal melakukan aktivitas seperti sebelum pandemi berlangsung," ucapnya lagi.

Sebelumnya, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus spesialis paru RS Persahabatan dr Erlina Burhan, SpP(K), menyebut subvarian ini sangat unik lantaran lebih rentan menyerang orang yang belum pernah terinfeksi COVID-19. Hal ini ia ungkapkan mengacu pada catatan kasus subvarian XBB yang dilaporkan dari Singapura.

"Ini didominasi oleh pasien yang belum pernah terinfeksi COVID-19 sebelumnya atau disebut juga COVID-naive," ucapnya saat konferensi pers, Kamis.

Adapun gejala yang dikeluhkan pada pasien COVID-19 dengan subvarian Omicron XBB mirip dengan varian Corona lainnya. Hingga saat ini belum ada laporan ilmiah resmi yang menyebut XBB lebih berbahaya.

"(Gejala meliputi) Ada demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, pilek, mual, muntah, diare," ungkapnya.(rid/cnn/mcr)

 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -