PEKANBARU, detakriau.com - Gubri Syamsuar yang diwakili oleh Asisten I Setdaprov Riau, Masrul Kasmy mengahadiri kegiatan Majelis Zikir di Balaiurung Tenas Efendi Balai Adat LAMR, Jalan Diponegoro, Kota Pekanbaru, selasa (17/01/2023) malam.
Kegiatan tersebut merupakan program dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Prov Riau yang telah berjalan sebanyak enam kali, dimulai sejak Agustus 2022.
Dikatakan Asisten I Masrul, dirinya telah mengikuti kegiatan ini sebanyak tiga kali. Dengan begitu atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau tentunya sangat mendukung program majelis zikir LAMR.
“Saya telah hadiri majelis zikir bersama ini tiga kali, artinya setengah dari perjalanan kegiatannya saya ada. Tentu ini program sangat baik, yang harus kita dukung bersama-sama,” katanya.
Masrul jelaskan, di bawah pemimpinan Gubri Syamsuar dan Wagubri Edy Natar, Pemerintah Provinsi Riau saat ini juga telah memiliki program-program untuk mendorong masyarakat agar mendapatkan nilai-nilai keislaman.
“Tadi juga disampaikan berkaitan dengan mengambil nilai keislaman, kami juga dari Pemerintah Provinsi Riau dan Bapak Gubernur bersama Bapak Wakil Gubernur terus selalu mendorong tentang keutaman islaman ini seperti zakat dan waqaf,” jelasnya.
Sehingga dirinya menerangkan, bahwa pada tahun 2022 Pemerintah Provinsi Riau melalui pegawai ASN-nya telah berhasil mengumpulkan zakat senilai 39,2 miliar.
“Alhamdulillah, pada tahun lalu kita dari Pemprov Riau telah berhasil mengumpulkan zakat sebesar 39,2 Miliar jadi ini suatu prestasi zakat tertinggi dari ASN Pemerintah Provinsi Riau,” terangnya, dilansir mediacenterriau.
Sementara itu, Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAM Riau Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, mengungkapkan kegiatan program majelis zikir ini dilaksanakan karena budaya dan tradisi melayu sangat berkaitan kuat dengan nilai-nilai keislaman.
Untuk itulah, sebagai Lembaga Adat Melayu Riau sudah seharusnya mengajak masyarakat menuju kebaikan dan menjalankan program yang sesuai dengan ajaran Allah SWT.
“Kegiatan zikir ini merupakan suatu keperluan kita, karena kita sudah ditakdirkan. Kenapa? Sebab jika kita berbicara melayu, kita tidak hanya berbicara soal dunia tetapi juga akhirat. Karena melayu mengambil nilai dasar islam, segala tradisi yang ada di masyarakat melayu sesuai dengan nilai-nilai Islam,” pungkasnya. (rid/MCR)