Besarnya perhatian Musliadi yang akrab disapa Cak Mus ini mengingat besarnya peran dan jasa mereka namun tak sebanding dengan pendapatan yang diterima. Mirisnya lagi, terkadang cuma menerima bayaran barter hasil tanaman seperti kelapa dan lainnya. "Ini yang menantang saya untuk maju mencalonkan diri sebagai Bupati Kuansing," tutur Cak Mus.

Sementara itu, tenaga medis hingga dukun tradisional tersebut juga banyak tersebar di desa-desa yang sulit dan jauh dari jangkauan transportasi. "Jadi, selain menargetkan perbaikan akses jalan desa, tenaga medis juga perlu diperhatikan," imbuhnya pula.

Bagi Cak Mus yang pernah dua periode sebagai anggota DPRD Kuansing ini, keterbatasan anggaran yang selama ini didengungkan seharusnya bukan jadi alasan. Karena selain meningkatkan sektor pendapatan asli daerah (PAD), dana pusat melalui APBN juga harus dimanfaatkan. "Inilah peran yang dilakukan oleh kepala daerah dengan melobi pusat, tidak hanya sibuk kegiatan seremoni saja," terang Cak Mus.

Selain itu, begitu besarnya manfaat keberadaan perusahaan perusahaan yang beroperasi di Kuansing dengan mengoptimalkan sasaran dana Coroprate Social Responsibilty. CSR-nya. "Transparansi alokasi dana CSR juga harus kita benahi, harus tepat sasaran," tutup Cak Mus.

Diketahui, hingga kini Cak Mus sudah mendaftar sebagai calon Bupati Kuansing di beberapa partai politik. Politisi senior yang juga Ketua PKB Kuansing ini juga sudah menjalin komunikasi aktif dengan ketua umum partai di pusat. (ridwan)