Kerusakan Lingkungan Masih Membelenggu Indonesia dan Meresahkan Masyarakat
Jumat, 07 Juni 2024 - 09:48:03 WIB
 

TERKAIT:
   
 

PEKANBARU, detakriau.com - Kerusakan lingkungan hingga kini masih saja terjadi dan masih membelenggu Indonesia meski sudah merdeka 79 tahun. Kondisi ini menjadi keresahan bagi kita semua.

Hal ini disampaikan Koordinator Pusat Koordinasi Nasional Mapala Tingkat Perguruan Tinggi (PKNMTPT) Se-Indonesia kepada media.

Menurutnya ada beberapa masalah lingkungan terbesar di tahun 2024 ini, mulai dari pemanasan global, penggunaan bahan bakar fosil dan meningkatnya emisi gas rumah kaca telah menyebabkan peningkatan suhu global yang cepat dan terus-menerus dan naik di atas 20 derajat celsius untuk pertama kalinya.

Di Indonesia dengan banyaknya eksploitasi terhadap sumber daya alam telah memperparah kerusakan lingkungan. Menurut hasil riset Forest Global Watch-World Resources Institute (FGW-WRI) Indonesia telah kehilangan hutan primer sebesar 292.000 hektar pada tahun 2023 dan menambah Indonesia terus kehilangan hutan tropisnya. "Dan juga, menurut laporan GFW-WRI, Indonesia setidaknya memiliki 93,8 juta hektar hutan primer pada 2021," terangnya.

Namun tambah Vivaldi Emri, sepanjang periode 2002-2023, Indonesia kehilangan sekitar 10,5 juta hektar hutan primer basah atau 35 persen dari total kehilangan tutupan pohon. Dimana Provinsi-provinsi dengan kerusakan hutan terparah pada periode itu ialah Riau (kehilangan 4,2 juta hektar hutan primer), Kalimantan Barat (4,04 juta hektar), Kalimantan Timur (3,79 juta hektar), Kalimantan Tengah (3,74 juta hektar), dan Sumatera Selatan (3,17 juta hektar).

Dengan masih tingginya kerusakan lingkungan yang terus terjadi di Indonesia secara-terus menerus, maka akan dikhawatirkan hilangnya satwa-satwa langka dan bencana yang sering terjadi akhir-akhir ini di berbagai daerah Indonesia. Terbaru adalah daerah Sumatera Barat yang mengalami banjir bandang parah akibat dari eksploitasi hutan yang marak terjadi di Sumatera Barat dan telah berakibat hilangnya nyawa dan aset mencapai miliaran Rupiah.

Maka dari itu, Vivaldi menegaskan di hari lingkungan sedunia ini diharapkan komitmen dan menyusun rancangan strategis yang nyata. Bukan formalitas saja demi terwujudnya lingkungan yang memiliki tata kelola yang baik dan dapat mengembalikan fungsi hutan.

Juga mengakaji kembali proyek-proyek eksplorasi hutan yang saat ini juga abai dalam proses reklamasi seperti pada tambang-tambang batu bara yang saat ini tidak jelas penata kelolaannya dan banyak terjadi pada daerah Kalimantan dan Sumatera yang telah menambah kompleksitas kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia.

Selain itu kata Vivaldi, terkhusus Provinsi Riau, dirinya berharap kedepannya semua elemen dapat menjaga lingkungan.

"Seperti yang utama sampah yang ada di tempat kita dan juga merawat pepohonan yang tumbuh di sekitar tempat tinggal kita, jaga alam,jaga lingkungan di Provinsi Riau," pintanya.** 


 
 
Redaksi | RSS | Pedoman Media Siber Copyright © 2017 by detakriau.com. All Rights
 
 
22:52 | WARTAWAN DETAK RIAU DIBEKALI KARTU PERS DALAM PELIPUTANNYA, JIKA MENCURIGAKAN HUB 0813-655-81599 - - - -